Senin, 18 April 2011

sharing

Tadi siang kita sekelas menimbang dan mengemas kompos koji takakura yang telah kami buat. Menurutku sih hasilnya udah pada bagus semua :D ya cuma kelompok Fakhri dkk lah yang paling bagus karena selain halus mereka juga memproduksi banyak banget.

Akhirnya tugas praktek pembuatan kompos ini pun selesai dengan hasilnya yang cukup memuaskan hati karena Pak Marlan pun akan memberikan nilai yang bagus2 karena kita udah berusaha dan mengerti cara pembuatannya.

Setelah mengemas komposnya dengan rapi, kita sekelas di foto oleh Pak Marlan sambil memegang kompos hasil buatan kita tersebut. Seneng dan heboh banget pas sesi pemotretan itu. hahaha ya tapi kami senanglah akhirnya kompos yang selama ini kita proses selama lebih kurang 1 bulan jadi juga dengan hasil yang bagus (y) Good Job guys :D

Demikian pengalaman yang aku share. terima kasih :B

Adipura

Aku mau jelasin dikit nih tentang Adipura karena pas-pasan kan kota kita Balikpapan lagi dinilai untuk mendapatkan penghargaan Adipura ini. Berikut penjelasannya --> 

ADIPURA
Adipura adalah penghargaan yang diberikan kepada kota di Indonesia yang berhasil dalam menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan hidupnya. Kata "kota" bukan berarti kota-kota besar saja melainkan kabupaten pun bisa asal memiliki karakteristik perkotaan dengan batas-batas wilayah tertentu

Kriterianya penilaiannya adalah :
1. Indikator kondisi fisik lingkungan perkotaan dalam kebersihan& keteduhan lingkungan
2. Indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik) seperti institusi, managemen dan daya tanggap  

Nah, semoga kota kita yang tercinta ini masuk dalam kriterianya ya :D mari kita doakan!!
Sekian dan Terima Kasih :)

Senin, 04 April 2011

Penemu Keranjang Pengompos Sampah, Koji Takakura (1959-sekarang)

MASALAH sampah masih tetap menjadi isu lingkungan yang paling hangat. Pada saat ini, di beberapa negara telah menggunakan aturan-aturan untuk dapat mengurangi jumlah sampahnya dengan menerapkan pengelolaan sampah terpadu. Salah satu sasaran pengelolaan sampah terpadu ini adalah meminimalisasi beban pengelolaan sampah di hilir, yaitu dengan mengurangi timbunan sampah yang harus diangkut ke tempat pemrosesan akhir (TPA).
Koji Takakura, ahli kimia terapan dari Himeji Institute of Technology Japan, berhasil menemukan metode pengurangan timbunan sampah dengan menciptakan Keranjang Takakura untuk proses pengomposan sampah organik skala rumah tangga. Keranjang ciptaan pria kelahiran 27 April 1959 ini dirancang untuk mengolah sampah organik buangan rumah tangga semacam sisa makanan, sayur, atau daun kering. Keranjang ini dirakit dari bahan-bahan sederhana, antara lain keranjang yang dapat dibeli di supermarket atau tempat penjualan umum, dua bantalan sekam, kardus, kain, dan kompos yang berasal dari sampah organik warga. Hasil temuan ini kemudian dikenal dengan sebutan Metode Takakura atau Takakura Home Method.
Sehari-hari, Koji Takakura bekerja sebagai peneliti di JPEC, anak perusahaan dari J-Power Group yang bergerak di bidang pengelolaan energi alternatif di Hyogo, Jepang. Bidang khususnya adalah pemeliharaan dan penanggulangan polusi udara dan mengupayakan air bersih.
Penemuan Takakura bermula dari konsepsi sederhana dengan mencari solusi apa yang layak dan realistis dilakukan untuk memecahkan masalah timbunan sampah di masyarakat.
Atas sponsor Kitakhyusu International Techno-cooperative Association (KITA) di Kota Kitakhyusu, Jepang, Koji Takakura melakukan penelitian di Surabaya bekerja sama dengan Pusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan (Pusdakota) Universitas Surabaya dan Pemerintah Kota Surabaya. Takakura menjadi peneliti kompos selama kerja sama tersebut sekaligus sebagai ahli pemberdayaan masyarakat.
Dalam pelaksanaan penelitiannya, pria yang semasa kecilnya bercita-cita jadi pembalap ini mengumpulkan sampah rumah tangga, kemudian sampah dipilah dan dibuat beberapa percobaan untuk menemukan bakteri yang sesuai dalam proses pengomposan. Percobaan dilakukan dengan membiakkan bakteri tertentu yang “memakan” sampah organik. Jenis bakteri yang dikembangbiakkan oleh Takakura inilah yang kemudian dijadikan starter kit bagi keranjang Takakura. Percobaan ini merupakan pengalaman praktik Takakura sendiri di Jepang.
Cara pengolahan dilakukan dengan sistem fermentasi, yaitu dengan menimbun sampah di atas bakteri yang telah dibiakkan, kemudian diaduk. Bakteri yang terdapat dalam starter kit pada Keranjang Takakura akan menguraikan sampah menjadi kompos, tanpa menimbulkan bau dan tidak mengeluarkan cairan. Dinding dan dasar keranjang harus dilapisi kardus untuk mencegah bau tak sedap dan kemunculan lalat. Dua bantalan sekam lalu ditempatkan di dasar keranjang. Sebelum sampah dimasukkan dalam keranjang, kompos starter sebanyak setengah volume diperlukan sebagai perangsang proses pengomposan. Keranjang ini dapat menyerap sampah organik satu keluarga (4-6 anggota keluarga) sampai dengan 1 bulan untuk menjadi penuh dan mengubahnya menjadi pupuk kompos.
Unit komposter Takakura atau yang akrab disebut Keranjang Takakura makin dikenal tidak hanya di Surabaya, tetapi telah menyebar ke berbagai kota di Indonesia. Selain di Surabaya, Takakura juga membagi keahlian dan mengembangkan temuannya di Semarang, Pulau Dewata Bali, Bandung, dan Medan.
Hasil penemuan Koji Takakura ini mendorong Institut for Global Environment and Strategy (IGES )–salah satu badan riset yang didirikan pemerintah Jepang pada tahun 1998–mensponsori studi banding 10 kota dari 10 negara pada bulan Februari 2007. Studi banding dimaksudkan untuk melihat pelaksanaan pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Surabaya dengan metode Takakura Composting System.
Kompos Koji Takakura
Penelitian lain yang dilakukan penggemar batik ini adalah pengolahan sampah pasar menjadi kompos. Akan tetapi, Takakura Home Method adalah sistem pengomposan yang paling dikenal. Penemuan Koji Takakura ini telah memperoleh Hak Cipta (Haki) No. P00200600206 untuk Proses Pengomposan Sampah Organik. Keberhasilan Koji Takakura menemukan sistem kompos yang praktis tidak hanya memberikan sumbangsih bagi teknologi penguraian sampah organik, tetapi juga menjadi salah satu alternatif pengelolaan sampah berbasis komunitas.
Susunan Keranjang Kompos Koji Takakura